Pasar aset kripto masih lesu pagi ini, Selasa (17/5/2022). Melansir Coinmarketcap pagi ini 9 dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar bergerak di zona merah dalam 24 jam terakhir.
Nilai mata uang kripto paling redup adalah Avalanche AVAX yan ambles 9,2 persen pada level 32,8 dollar AS atau setara dengan Rp 482.028 (Kurs Rp 14.696 per dollar AS). Dilanjutkan oleh Polkadot (DOT) di level 10,6 dollar AS atau turun 8,7 persen, dan Solana (SOL) yang melemah 7,2 persen pada posisi 53,9 dollar AS.
Pelemahan dilanjutkan oleh Cardano (ADA) yang turun 6,18 persen pada level 0,55 dollar AS, Ethereum (ETH) di level 2.025 atau melemah 5,2 persen, dan Dogecoin (DOGE) pada posisi 0,08 dollar AS atau terkoreksi 5 persen.
Bitcoin, Dogecoin, dan Ethereum Masih Lesu, Cek Harga Kripto Hari Ini
Binance Exchange (BNB) berada di posisi selanjutnya pada level 297,4 dollar AS atau melemah 4,5 persen. Dilanjutkan oleh aset kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin (BTC) di level 29.899 dollar AS atau melemah 4,02 persen.
Pagi ini Tether (USDT) turun 0,01 persen pada level 0,9 dollar AS, sementara USD Coin (USDC) naik 0,03 persen pada posisi 1 dollar AS. Sebagai informasi, USDT dan USDC merupakan mata uang kripto golongan stable coin atau jenis mata uang kripto yang dibuat untuk menawarkan harga yang stabil terhadap dollar AS.
Mengutip Coindesk, Bitcoin sepanjang pergerakan di awal pekan cenderung datar. Sementara beberapa alternatif (altcoin) berkinerja buruk. Ini menunjukkan selera risiko yang lebih rendah di antara para pedagang.
Indikator teknis menunjukkan pemulihan harga untuk bitcoin. Hal ini terlihat pada penutupan perdagangan bursa sore waktu AS berada pada level di atas 30.000 dollar AS. Meskipun aksi beli sudah mulai terjadi, akan tetapi pemulihan masih dalam tekanan.
Menurut Arcane Research, volume perdagangan rata-rata Bitcoin minggu lalu naik menuju level tertinggi sejak Januari. Itu terjadi pada saat sentimen bearish yang ekstrim akibat sentimen penurunan stablecoin TerraUSD atau UST.
Dia bilang, volume perdagangan menurun selama akhir pekan lalu, tetapi masih tinggi jika dibandingkan dengan volume perdagangan pada bulan April. Volatilitas Bitcoin juga tetap meningkat setelah aksi jual minggu lalu, dimana volatilitas intraday hingga level tertinggi sejak Mei tahun lalu.
"Kontributor utama untuk lonjakan volatilitas intraday cenderung menjadi efek destabilisasi besar-besaran dalam derivatif dengan posisi leverage yang terlepas, menyebabkan efek knock-off di semua pasar terkait," kata Arcane, mengutip Coindesk.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual mata uang kripto. Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual mata uang kripto.Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan
Blogspot Auto Post Indonesia => https://malasnulis.my.id
Cara Menulis Artikel Otomatis di Blogger
Comments
Post a Comment