Ternyata Kuota Solar dan Pertalite Diprediksi Bakal "Jebol", Ini Penyebabnya

Ternyata Kuota Solar dan Pertalite Diprediksi Bakal "Jebol", Ini Penyebabnya

Kuota penyaluran bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar dan Pertalite pada 2022 diprediksi bakal "jebol" alias melebihi kuota. Hal itu disebabkan tingginya permintaan pada kedua produk tersebut.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, kuota Solar subsidi ditetapkan sebanyak 15,1 juta kiloliter (KL) di 2022, turun 4,43 persen dibandingkan kuota di 2021 yang sebanyak 15,8 juta KL.

Sementara itu, perekonomian di tahun ini diproyeksi mengalami perbaikan dengan tumbuh hingga 5,2 persen. Artinya, seiring dengan membaiknya kegiatan ekonomi maka permintaan terhadap Solar pun akan semakin tinggi.

Kuota Solar dan Pertalite Diprediksi Bakal "Jebol", Ini Penyebabnya


Hingga Februari 2022 saja, realisasi penyaluran Solar sudah hingga 2,49 juta KL atau sudah melebihi kuota 10 persen yang ditetapkan untuk sepanjang Januari-Februari 2022.

"Maka diestimasikan pada akhir tahun (penyaluran Solar) akan mengalami over kuota sebesar 14 persen atau menjadi 16,002 juta KL apabila pengendalian tidak berhasil," ujar Tutuka dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII, Selasa (29/3/2022).

Sementara untuk Pertalite, tahun ini kuota yang ditetapkan sebanyak 23,05 juta kiloliter (KL). Hingga Februari 2022 realisasi penyaluran Pertalite tercatat hingga 4,258 juta KL.

Realisasi tersebut sudah lebih tinggi 18,5 persen dari kuota yang ditetapkan untuk sepanjang Januari-Februari 2022.

"Jika diestimasikan melalui normal skenario, maka di akhir 2022 akan terjadi over kuota sebesar 15 persen dari kuota normal menjadi 26,5 juta KL," jelasnya.

Kendati demikian, Tutuka memastikan, saat ini stok Solar dan Pertalite dalam kondisi aman. Secara rinci, untuk stok bensin RON 90 alias Pertalite saat ini hingga 1,15 juta KL atau cukup untuk kebutuhan selama 15,7 hari.

Sementara pada Solar CN 48 tercatat stoknya saat ini hingga 1,9 juta KL atau cukup untuk kebutuhan selama 23,2 hari.

"Kondisi stok dan penyaluran BBM oleh Pertamina secara umum aman," kata dia.

Terkait antrean panjang kendaraan yang mengisi Solar di sejumlah SPBU, menurut Tutuka, Kementerian ESDM telah melakukan beberapa upaya pengendalian penyaluran.

Di antaranya, melakukan koordinasi dan pengawasan bersama antara Ditjen Migas, BPH Migas, dan Pertamina di beberapa daerah yang terjadi antrean atau kelangkaan solar.

Kemudian melakukan monitoring stok bahan bakar migas. Pemantauan dilakukan langsung ke command center atau laporan harian dari Pertamina ke Ditjen Migas.

"Lalu meminta Pertamina melakukan koordinasi dengan aparat untuk pengamanan penyaluran solar. Serta meminta Pertamina melakukaan koordinasi dengan pemerintah daerah," pungkas Tutuka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan

Auto Post Artikel di Blogspot

Cara Menulis Artikel Otomatis di Blogger


(KOM)(MLS)

Comments