Harus Tahu Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Indonesia Dorong Perluasan Transaksi Mata Uang Lokal
Serangkaian langkah signifikan dan fundamental telah disiapkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk menghadapi volatilitas di pasar keuangan, khususnya menjelang periode normalisasi kebijakan keuangan negara-negara maju.
Kerja sama bilateral transaksi menggunakan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) menjadi salah satu strategi utama yang disiapkan oleh BI untuk merespons normalisasi kebijakan global, sekaligus mendukung stabilitas perekonomian.
Implementasi LCS juga terus digaungkan oleh pemerintah dan BI dalam gelaran Side Event Presidensi G20 Indonesia pada pekan ini. Dalam rangkaian acara tersebut, Indonesia mendorong perluasan pelaksanaan LCS, untuk meminimalisir risiko kebijakan keluar atau exit strategy negara maju.
Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Indonesia Dorong Perluasan Transaksi Mata Uang Lokal
4+
KOMPAS.com: Berita Terpercaya
Baca Berita Terbaru Tanpa Terganggu Banyak Iklan
Dapatkan Aplikasi
Kurangi ketergantungan dollar AS
Tujuan utama dilaksanakannya LCS ialah untuk mengurangi ketergantungan negara terhadap dollar AS, dengan menggunakan mata uang lokal negara terkait untuk menyelesaikan transaksi perdagangan atau investasi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, penerapan LCS yang lebih luas oleh banyak negara akan menciptakan stabilitas sektor keuangan terutama di bidang perdagangan dan investasi antar negara, termasuk Indonesia dengan negara Asia lainnya.
"Target dari implementasi ini adalah untuk mengurangi ketergantungan yang sangat besar pada mata uang, terutama dollar AS," kata Sri Mulyani dalam rangkaian side event Presidensi G20 Indonesia menuju 1st FMCBG pada pekan ini.
Di sektor perdagangan, penggunaan LCS membuat dua negara yang bertransaksi tidak perlu mengkonversi mata uang masing-masing ke dollar AS. Bebas konversi membuat biaya yang dikeluarkan pelaku usaha lebih rendah.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menuturkan, penerapan LCS yang lebih luas juga meminimalkan risiko dari normalisasi kebijakan usai pandemi Covid-19 (exit strategy) dari negara-negara maju, termasuk Amerika Serikat (AS).
"Penggunaan yang lebih luas dari LCS antar negara sangat relevan dijadikan agenda prioritas dari pertemuan kita di finance track, yaitu exit strategy untuk mendukung pemulihan dana diversifikasi keuangan," ujarnya.
Diversifikasi mata uang yang menjadi agenda global ini diharapkan menjadi dukungan terhadap stabilitas ekonomi makro, memperkuat proses pemulihan ekonomi yang berkelanjutan tidak hanya di masing-masing negara akan tetapi secara global.
"Ini menjadi agenda global dan ini menciptakan safety net keuangan dan untuk transaksi antar negara dalam mengurangi kemungkinan risiko shock ekonomi global yang menyebabkan instabilitas keuangan," katanya.
Nilai transaksi LCS ditarget terus meningkat
BI mencatat, nilai transaksi LCS mengalami peningkatan signifikan pada 2021. Tercatat nilai transaksi LCS sepanjang tahun lalu hingga 2,53 miliar dollar AS atau setara Rp 36,2 triliun (asumsi kurs Rp 14.330 per dollar AS), meningkat pesat dibanding tahun sebelumnya, yang hanya hingga 797 juta dollar AS.
Gubernur BI Perry Warjiyo memproyeksikan, tren pertumbuhan itu berlanjut pada tahun ini, di mana transaksi LCS ditargetkan tumbuh sebesar 10 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada tahun ini.
"Pada tahun 2021 kami hingga total nilai transkasi LCS sekitar 2,5 miliar dollar AS dan tahun ini kami menargetkan untuk meningkat setidaknya 10 persen," ujar dia.
Lebih lanjut Perry menjabarkan, dari realisasi transaksi LCS pada tahun lalu tersebut, sebanyak 35 persen untuk perdagangan, 1 persen investasi langsung, 14 persen remitansi, dan 50 persen untuk interbank for cover position. Bank sentral disebut akan terus melakukan ekspansi untuk penggunaan LCS terutama untuk perdagangan dan investasi.
"Kami melakukan ekspansi dengan cara menyosialisasikan soal LCS ini ke negara-negara yang sudah memiliki kesepakatan dengan kami, dan bahkan kami juga akan memperluas ke negara-negara lain," tutur Perry.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan
Blogspot Auto Post Indonesia => https://malasnulis.my.id
Cara Menulis Artikel Otomatis di Blogger
Comments
Post a Comment