BUMN Holding Industri Pertambangan, Mining Industry Indonesia (MIND ID) terus mengejar target penurunan emisi di sektor energi guna mendukung upaya pemerintah hingga karbon netral atau net zero emission (NZE) pada 2060.
Upaya penurunan emisi gas rumah kaca dilakukan seluruh anggota holding yang terdiri dari PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk.
Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan mengungkapkan, sustainability pathway menjadi landasan MIND ID dalam pengelolaan kinerja environmental, social, governance (ESG) yang berdasarkan pada regulasi nasional dan standar internasional ISO 26000 dan ICMM.
Ini Strategi MIND ID Kejar Target Penurunan Emisi
4+
KOMPAS.com: Berita Terpercaya
Baca Berita Terbaru Tanpa Terganggu Banyak Iklan
Dapatkan Aplikasi
"Program dekarbonisasi merupakan perwujudan dari salah satu pilar sustainability pathway yaitu environment and climate change," ujarnya dalam diskusi dengan media, dikutip Rabu (15/12/2021).
Ia menjelaskan, pada 2019, emisi yang dihasilkan perusahaan sebesar 2,9 juta ton CO2e emisi gas rumah kaca yang berasal dari dua cakupan.
Cakupan pertama berasal dari penggunaan bahan bakar fosil, sesuai batu bara dan marine fuel oil untuk proses pengolahan, dan bahan bakar diesel untuk kendaraan proyek/alat berat. Kegiatan ini menghasilkan 2,8 juta ton CO2e. Sedangkan cakupan kedua berasal dari penggunaan listrik yang bersumber dari grid PLN untuk kegiatan operasi dan produksi dengan menghasilkan 0,1 juta ton CO2e.
MIND ID memproyeksikan pada 2030 total emisi yang dihasilkan dapat hingga 8,7 juta ton CO2e. Namun, untuk menyesuaikan dengan Nationally Determined Contribution (NDC) sektor energi, emisi yang dihasilkan MIND ditargetkan sebesar 7,3 juta ton CO2e di 2030.
Itu artinya, perusahaan harus mampu menurunkan emisinya sebesar 1,4 juta ton CO2e. Dany mengungkapkan, saat ini sudah ada potensi pengurangan emisi yang telah diidentifikasi perusahaan sebesar 0,63 juta ton CO2e.
Di sisi lain, ada potensi pengurangan emisi sebesar 0,77 juta ton CO2e yang tengah diidentifikasi MIND ID guna hingga target penurunan emisi di 2030.
"Ini ada gap 1,4 juta ton CO2e, untuk 2030 dengan program dekarbonisasi kita harus penuhi gap ini. MIND ID akan mengeksplor peluang-peluang inisiatif dekarbonisaai sebagai konstribusi pada aspirasi net zero emisi," ungkapnya.
Ia menjelaskan, secara rinci upaya-upaya penurunan emisi gas rumah kaca yang telah diidentifikasi dan mulai dijalankan MIND ID sejak 2021, diantaranya yakni rencana peralihan bahan bakar dari marine fuel oil (MFO) ke LNG yang akan dinisiasi oleh Antam dan Timah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca total sebesar 121.700 ton CO2e per tahun.
Kemudian pada carbon offset atau solusi berbasis alam melalui program reklamasi di lahan bekas tambang dan rehabilitasi daerah aliran sungai yang dilakukan oleh Bukit Asam dan Timah dapat menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 470.807 ton CO2e per tahun.
Selain itu, dilakukan program pengembangan fasilitas penanganan batu bara stasiun pemuatan kereta api Bukit Asam yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 21.000 ton CO2e per tahun. Serta implementasi bus listrik yang dilakukan Bukit Asam dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 100 ton CO2e per tahun.
Sedangkan, pada Inalum upaya penurunan emisi dilakukan dengan pengembangan calcined petroleum coke (CPC) dan unit kilang alumina yang berdekatan dengan perusahaan untuk mengurangi impor. Upaya itu dapat menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 8.011 ton CO2e per tahun.
Inalum juga tengah menjajaki peluang "step-out" dengan mendorong pengembangan desain baru pot reduction untuk meningkatkan efisiensi saat ini yang diperkirakan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 12,873 ton CO2e per tahun.
Sementara itu, terkait peluang-peluang yang sedang dijajaki dan diidentifikasi MIND ID, diantaranya inisiasi penggunaan energi terkinikan yaitu Solar PV untuk listrik yang saat ini sedang dikembangkan.
Kemudian menjajaki elektrifikasi alat tambang sesuai bulldozer, haulage truck, dan exavacator. Lalu pergantian kendaraan dan peralatan dengan gas alam yang rendah emisi. Selain itu, melakukan studi dan pengembangan Carbon Capture and Storage (CCS) atau Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) untuk mengurangi emisi CO2. Serta melakukan penambangan lithium karbonat tingkat baterai untuk mendukung kendaraan listrik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan
Blogspot Auto Post Indonesia => https://malasnulis.my.id
Inilah cara menulis artikel secara otomatis di blogger!
Comments
Post a Comment