Paling Baru, Potensi Asuransi InsurTech Makin Besar di Masa Pandemi

Paling Baru, Potensi Asuransi InsurTech Makin Besar di Masa Pandemi

Kepala Departemen Insurtech Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Henky Djojosantoso mengungkapkan, tren asuransi kesehatan terus membaik selama masa pandemi. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah premi yang didistribusikan industri serta jumlah klaim yang makin rendah sejak 2019 hingga paruh pertama tahun 2021."Secara industri, asuransi kesehatan semakin sehat. Preminya meningkat dan klaimnya sendiri menurun. Harapan kita tren ini akan sustainable, sehingga masyarakat teredukasi tetapi juga tidak melakukan abuse atau moral hazard terhadap produk asuransi kesehatan," ujar Henky pada webinar Infobank dengan tema “Prioritas Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi, Asuransi Gencarkan InsurTech” yang disiarkan secara virtual, Rabu (15/9/2021).

Henky memaparkan, penyaluran premi asuransi kesehatan di 2020 hingga Rp 11,74 triliun atau meningkat 11 persen secara tahunan. Sementara premi hingga kuartal I 2021 sudah hingga Rp 7,39 triliun atau lebih dari 50 persen dari tahun sebelumnya.Kemudian, total pembayaran klaim juga tercatat menurun setiap tahunnya. Pembayaran klaim asuransi kesehatan kumpulan juga perorangan di 2020 tercatat hingga Rp 9,88 triliun.

Potensi Asuransi InsurTech Makin Besar di Masa Pandemi


Menurut Henky, jumlah ini lebih kecil jika dibandingkan dengan premi yang didapat dan menurun jika dibandingkan klaim tahun 2019 yang hingga Rp 11,71 triliun.

Sedangkan, total pembayaran klaim hingga pertengahan tahun 2021 hingga Rp 5,41 triliun.

Sementara itu, Deputi Direktur Pengawasan Asuransi OJK Kristianto Andi Handoko mengungkapkan, kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan kesehatan semakin meningkat selama pandemi.

Hal ini terlihat dari total premi asuransi umum dan jiwa yang didistribusikan melalui digital (insurtech) sudah hingga Rp 6,0 triliun per Juli 2021.

Angka ini terhitung menyumbang porsi sebesar 3,94 persen terhadap total premi asuransi umum dan jiwa nasional. Premi insurtech tersebut disalurkan melalui beberapa jalur, yaitu melalui pemasaran langsung senilai Rp 1,80 triliun, agen asuransi senilai Rp 3,14 triliun, bancassurance Rp 0,15 triliun, BUSB (perusahaan pembiayaan) senilai Rp 0,29 triliun, BUSB (lainnya) senilai Rp 0,07 triliun, dan pialang asuransi senilai Rp 0,54 triliun"Saya rasa ini (insurtech) akan meningkat signifikan dalam beberapa tahun ke depan dan tentunya teman-teman di industri harus semakin memperbaiki terutama dari sisi teknologi informasi," kata Kristianto.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan

Blogspot Auto Post Indonesia => https://malasnulis.my.id

Cara Menulis Artikel Otomatis di Blogger


(KOM)(MLS)

Comments