Demi meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang dapat beradaptasi dengan informasi teknologi (IT), Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan bagi petani dan penyuluh pertanian pada 6 Agustus 2021 di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian Ciawi, Jawa Barat.
Selain pelatihan untuk petani, ada pula pengukuhan 2.000 Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) di seluruh provinsi Indonesia.
Kegiatan tersebut rencananya akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), serta Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Gelaran pelatihan tersebut sejalan dengan arahan Mentan SYL yang mendukung peningkatan kompetensi bidang pertanian profesional melalui pendidikan, pelatihan vokasi, dan sertifikasi profesi. Pelatihan ini akan diberikan untuk para penyuluh pertanian.
Tingkatkan SDM Pertanian, Kementan Gelar Pelatihan untuk Petani
Pasalnya, penyuluh menjadi garda terdepan dalam peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian yang berdaya saing, sehingga dapat mewujudkan swasembada pangan dan menerapkan teknologi pertanian modern.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengungkapkan, terdapat tiga faktor penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Ketiga faktor itu, yakni penerapan inovasi teknologi dan sarana prasarana pertanian, peraturan perundang-undangan, serta SDM pertanian.
“Dari tiga faktor itu, ternyata peran SDM sangat besar, yakni sekitar 50 persen, khususnya para praktisi dan petani milenial,” ujar Dedi melalui keterangan pers resmi, dikutip Kompas.com, Rabu (4/8/2021).
Menurut Dedi, SDM dibutuhkan untuk mengimplementasikan IT pada era revolusi industri 4.0 yang terjadi saat ini.
“Saat ini yang menggerakan roda pembangunan pertanian adalah para praktisi pertanian dan petani milenial. Untuk itu, pelatihan inovasi teknologi sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada era revolusi industri 4.0,” jelasnya.
Dalam menggerakan sektor pertanian, kata Dedi, para petani tentunya membutuhkan biaya dan modal.
Untuk itu, pemerintah saat ini memfasilitasi kredit usaha rakyat (KUR) yang dapat dimanfaatkan para petani dan insan pertanian lain untuk meningkatkan usaha tani.
“Ini sejalan dengan tema yang diusung Kementan untuk pelatihan tersebut, yakni pendampingan KUR bagi para petani,” ujarnya.
Bahkan, Dedi menjelaskan, saat ini sudah ada lebih dari 1,5 juta petani yang terdaftar sebagai peserta pelatihan melalui registrasi online.
“Selanjutnya pelatihan akan dilaksanakan bertahap secara online bagi 1.000 orang hingga hingga satu juta petani dan penyuluh,” terang dia.
Tak hanya itu, pelatihan itu juga akan diikuti petani dan penyuluh secara individu atau kelompok di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), kantor kecamatan, balai desa, Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes), serta Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P42) atau saung tani.
“Pelatihan juga akan diberikan kepada 2.000 DPM dan DPA agar mereka dapat memperoleh KUR dan pendampingan menjadi wirausaha pertanian,” tambah Dedi.
Baik DPM dan DPA, sebut dia, diyakini dapat menjadi pengungkit regenerasi petani adaptif teknologi untuk mewujudkan target 2,5 juta pengusaha pertanian yang mendukung ketahanan pangan nasional.
"Setelah memperoleh pelatihan tentunya mereka akan siap tempur di sektor pertanian. Saya berharap mereka dapat memberikan motivasi kepada generasi milenial untuk terjun berusaha di bidang pertanian dan berkontribusi nyata dalam pembangunan pertanian, sesuai membangun startup atau scale-up," terang Dedi.
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan
Blogspot Auto Post Indonesia => https://malasnulis.my.id
Cara Menulis Artikel Otomatis di Blogger
Comments
Post a Comment