Biro statistik India melaporkan, pertumbuhan ekonomi negara tersebut hingga 1,6 persen di kuartal I 2021. Kondisi tersebut membaik dari kuartal III yang mengalami kontraksi sebesar 7,3 persen dan minus 24,4 persen pada kuartal II 2020.Namun demikian, ekonomi masih terkontraksi sebesar - 7,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I 2021. Kontraksi ekonomi yang cukup dalam itu dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 memporak-porandakan negeri. Mengutip Nikkei Asia, Selasa (1/6/2021), ekonomi India mencatat kontraksi pada kuartal II dan kuartal III tahun 2020, sebelum akhirnya mengalami ekspansi sebesar 0,5 persen di kuartal IV 2020.
Adapun pertumbuhan 1,6 persen pada kuartal I 2021 ini sedikit lebih baik dari perkiraan para analis di kisaran 1 persen."Angka (PDB terkini) lebih baik dari yang diperkirakan pasar," kata Wakil Rektor Universitas Ekonomi Dr. B. R. Ambedkar School, Bangalore, N. R. Bhanumurthy.Pada kuartal tersebut, pertumbuhan sedikit banyak ditopang oleh permintaan domestik. Konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 2,7 persen, sementara pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi swasta dan publik meningkat lebih dari 10 persen. "Kecuali pertambangan dan perdagangan, hotel (dan transportasi), sektor lain telah berjalan sangat baik pada kuartal I 2021," tutur dia. Namun, negara Asia Selatan yang berpenduduk lebih dari 1,3 miliar orang ini sedang berjuang melawan gelombang kedua pandemi yang lebih menular dan mematikan.
Gelombang pandemi yang menjadi perhatian dunia tersebut telah mengaburkan prospek keuangan tahun ini. Pasalnya banyak pihak tak yakin, kapan tepatnya gelombang kedua pandemi di India dapat selesai.
"Jadi sulit untuk hingga pertumbuhan dua digit yang telah diproyeksikan banyak orang sebelumnya, dan kami mungkin melihat pertumbuhan 7-8 persen pada tahun ini," ungkap Bhanumurthy.
Perkiraan pertumbuhan
Beberapa lembaga pemeringkat kredit telah memangkas perkiraan pertumbuhan PDB India untuk tahun fiskal 2021. Sebab, negara tersebut mengalami penguncian lokal yang dapat memperlambat aktivitas ekonomi pada kuartal II 2021. Moody's Investors Service awal bulan ini misalnya, menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB menjadi 9,3 persen. Sebelumnya, Moody's memperkirakan pertumbuhan ekonomi mampu menembus level 13,7 persen. Broker Jepang Nomura menurunkan proyeksi menjadi pertumbuhan 9,8 persen, turun dari proyeksi sebelumnya pada level 11,5 persen. PBB dalam sebuah laporan menyebut, India sangat terpengaruh oleh gelombang kedua pandemi Covid-19 yang menyebar sangat brutal dan membebani sistem kesehatan masyarakat di sebagian besar negara tersebut.
PBB lalu memproyeksi pertumbuhan ekonomi India hanya 7,5 persen untuk tahun ini, dan 10,1 persen untuk tahun 2022. "Mengingat situasi yang berevolusi-ubah, prospek pertumbuhan India pada 2021 sangat rapuh," sebut laporan PBB.
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan
Blogspot Auto Post Indonesia => https://malasnulis.my.id
Cara Menulis Artikel Otomatis di Blogger
Comments
Post a Comment