Pada Rabu (27/11) dini hari, pengusaha properti Ciputra meninggal. Pengusaha dengan nama Tionghoa Tjie Tjin Hoan yang berusia 88 tahun ini lekat terasosiasi dengan profil Ciputra Group.
Ciputra group ialah pengembang dengan diversifikasi produk, lokasi, dan segmen pasar. Perusahaan induk Ciputra group, PT Ciputra Development Tbk dan dua anak perusahaan PT Ciputra Surya Tbk dan PT Ciputra property Tbk masuk ke bursa saham pada 1994.
Profil Ciputra masih tercatat sebagai presiden komisaris PT Ciputra Development Tbk hingga akhir hayatnya. Ciputra meninggal dan meninggalkan seorang istri, Dian Sumeler dan empat anak.
Generasi penerusnya adalah Rina Ciputra Sastrawinata, Junita Ciputra, Cakra Ciputra, dan Candra Ciputra. Dian, Rina, dan Junita menjabat sebagai komisaris PT Ciputra Development Tbk, sementara Cakra dan Candra menjadi direkturnya.
Total kekayaan Ciputra dan keluarga capai hingga USD 1,3 M atau setara Rp18,2 T. Ini menjadikannya berada pada posisi ke-27 orang terkaya di Indonesia pada 2018.
Profil Ciputra dan awal kariernya
Lahir di Parigi Mountong, Gorontalo pada 24 Agustus 1931, ia adalah anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Tjie Sam Poe dan Lie Eng Nio.
Riwayat pendidikannya dimulai dari SD Parigi Mountong dan lulus pada 1947. Lantas, ia melanjutkan ke SMP Gorontalo dan lulus pada 1950, berikutnya lulus dari SMA Manado pada 1953 dan melanjutkan kuliah di ITB.
Lulus dari ITB, ia bekerja sebagai direksi BUMD hingga usia 65 tahun. Ia mengawali karier di Jaya Group, perusahaan pemerintah daerah DKI Jakarta.
Seiring waktu, ia terlibat banyak proyek pemerintah. Ini termasuk proyek Taman Impian Jaya Ancol, masukan yang ia sampaikan kepada gubernur kala itu, Ali Sadikin.
Bersama dengan Sudono Salim, Sudwikatmono, Budi Brasali, dan Ibrahim Risjad, Ciputra mendirikan Metropolitan Group. Ini adalah grup properti yang mengembangkan perumahan mewah Pondok Indah dan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai.
Ciputra lantas menjabat sebagai direktur utama di Jaya Group dan presiden komisaris Metropolitan Group. Berikutnya, ia mendirikan grup perusahaan keluarga, Ciputra Group. Ia juga sempat mendirikan Bank Ciputra dan Asuransi Jiwa Ciputra Allstate.
Akan tetapi, dua usahanya ini gulung tikar pada krisis moneter 1998. Ciputra Group mampu melewati masa sulit ini dan bertahan berkat kebijakan restrukturisasi utang saat itu.
Ia mengembangkan juga usaha di bidang pendidikan dengan membangun Universitas Ciputra dengan fokus bidang keilmuan di kewirausahaan.
Ciputra meninggal dan warisan bagi generasi penerusnya
Ciputra meninggal di Gleneagles Hospital di Singapore pada pukul 01.05 waktu setempat.
Generasinya disiapkannya dengan sebaik-baiknya untuk bekerja keras sebagaimana dirinya. Kita akan teringat kisah Ciputra yang menjelaskan bagaimana ia terhenyak menerimai ayahnya diseret Jepang dan dituduh mata-mata.
Ia mengaku bahwa sejak saat itu ia menyemangati dirinya untuk terus bersekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tak pelak, kini ia dikenal sebagai “begawan” dunia properti berkat usaha kerasnya.
Berikut ini daftar generasi penerus yang mewarisi perusahaan Ciputra dan melanjutkan kerja keras sang begawan:
#1 Candra Ciputra
Menjabat sebagai direktur utama PT Ciputra Development Tbk sejak 2002. Ia juga pegang jabatan di beberapa anak perusahaan dan komisaris utama PT Metrodata Electronics Tbk., direktur utama PT Ciputra Property Tbk, dan direktur PT Ciputra Surya Tbk.
#2 Cakra Ciputra
Diangkat sebagai direktur PT Ciputra Development Tbk sejak 1991 dan direktur PT Ciputra Surya Tbk sejak 1990.
#3 Rina Ciputra
Rina menjabat sebagai komisaris PT Ciputra Development Tbk, sementara suaminya Budiarsa Sastrawinata sebagai direktur PT Ciputra Development Tbk.
#4 Junita Ciputra
Junita menjadi komisaris PT Ciputra Development Tbk, sementara putra sulungnya dengan Harun Hajadi, Cipta Harun Ciputra, mulai terlibat dalam proyek di bawah bendera Ciputra Group sejak 5 tahun lalu. Cipta membantu proyek CBD di Cibubur dan proyek Ciputra di Pulogadung.
Sumber: Katadata, Katadata, Kompas
Comments
Post a Comment