Baru-baru ini, pemerintah menyatakan bahwa wisata Pulau Komodo tidak jadi ditutup untuk wisatawan sebagaimana yang dinyatakan pada Juli 2019. Namun, mereka yang ingin berkunjung atau travel ke Pulau Komodo harus mengantongi kartu anggota premium.
Penataan bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah akan dilakukan demi membuat apa yang namanya Wisata Premium Pulau Komodo. Keputusan ini disepakati dalam rapat koordinasi Pengelolaan Taman Nasional Komodo antara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan Gubernur NTT Viktor Laiskodat.
Saat ini, wisatawan lokal dikenai biaya Rp50.000 untuk memasuki pulau, sementara bule dikenakan biaya Rp150.000-Rp225.000.
Pada 2018, sekitar 176.000 wisatawan travel ke Pulau Komodo. Ini meningkat empat kali lipat dari pengunjung wisata Pulau Komodo pada 2008.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menjelaskan aturan tiket yang diberlakukan dengan sistem anggota (membership) tahunan bersifat premium.
Pemegang kartu anggota premium akan diarahkan ke Pulau Komodo, sementara yang tidak memiliki kartu tersebut, akan diarahkan ke tempat lain, sesuai Pulau Rinca.
Kartu premium sebagai upaya pelestarian komodo
Mimpi Presiden Jokowi adalah menjadikan Labuan Bajo hingga Pulau Komodo sebagai tempat wisata premium di mana hanya pengunjung kelas atas yang dapat menikmatinya. Harga kartu preium yang ditawarkan masih didiskusikan, tetapi berkisar pada angka USD 1.000 (setara Rp14 juta).
Pertumbuhan masyarakat di wilayah itu memang akan dibatasi sehingga tidak akan mengancam kelestarian komodo. Hingga saat ini, jumlah penduduk di Pulau Komodo sebanyak 2.000 orang. Mereka akan direlokasi dan sebagiannya lagi diizinkan tetap tinggal.
Selain itu, pemerintah juga mendorong program pendidikan di desa untuk mendukung upaya pelestarian. Tujuan utamanya ialah memastikan komodo menerima perlindungan lebih baik. Taman Nasional Komodo selama ini memang telah menjadi situs Warisan Dunia Unesco.
Bahkan demi menjaga kelestarian, Presiden Jokowi mengingatkan kepada Menteri Pariwisata Wishnutama, bahwa untuk destinasi wisata semacam ini perlu diberlakukan sistem kuota agar tidak tercampur aduk antara pengunjung premium dan menengah bawah.
Sejak tahun lalu, Labuan Bajo telah diniatkan sebagai destinasi wisata prioritas. Pengembangan infrastruktur, sarana, dan prasarana digiatkan untuk lokasi wisata yang berada di wilayah Flores ini.
Pembenahan infrastruktur sesuai jalan, sistem kelistrikan, dan fasilitas wisata telah diberdayakan. Gerai kopi Starbucks di Labuan Bajo menjadi gerai pertama yang berdiri di kawasan Nusa Tenggara Timur. Begitu pula hotel-hotel dengan fasilitas internasional.
Meski demikian, beberapa wilayah sesuai di Pulau Padar-padar atau Pulau Rinca belum memperoleh akses yang sama dengan wilayah Labuan Bajo dan Komodo. Kedua pulau yang disebutkan pertama masih minim fasilitas dan tidak berpenghuni.
Dan kendati pemerintah Pulau Komodo dan Labuan Bajo telah didorong untuk mengembangkan fasilitas sebagai tempat wisata, beberapa soal mengenai sosialisasi pemerintah kepada masyarakat setempat untuk melindungi obyek wisata itu masih terbilang minim.
Seberapa menawan, sih, pulau ini sampai kita perlu travel ke Pulau Komodo?
Pulau ini merupakan pulau habitat asli komodo, kadal raksasa pemakan daging. Sebanyak 2.000 ekor komodo hidup bebas di pulau ini.
Keberadaan komodo kali pertama diketahui publik pada 1912 lewat publikasi artikel oleh Peter A. Ouwens yang dimuat di surat kabar Hindia Belanda. Ketika itu, Ouwens juga merupakan direktur Museum Zoologi di Bogor. Pada 1915, pemerintah Belanda melarang pemburuan komodo karena khawatir hewan ini akan punah.
Kini, hampir satu abad kemudian, demi keselamatan pengunjung, umumnya wisata ke tempat ini mensyaratkan pengunjung ditemani pemandu setempat.
Pada 1986, Unesco menetapkan pulau ini dan pulau-pulau di sekitarnya dalam Kawasan Taman Nasional Komodo sebagai situs warisan dunia. Selain menjadi tempat bagi hewan yang terancam punah, pulau ini juga menawarkan alam terbuka dengan padang rumput, pantai berpasir putih, dan hutan hujan tropis.
Di pulau ini, pengunjung dapat menjalani banyak kegiatan yang melibatkan diri dengan alam, di antaranya trekking, menyelam, dan snorkeling. Dengan trekking di Gunung Ara, kamu akan dapat kesempatan untuk melihat keberadaan komodo-komodo ini dari ketinggian hingga 538 meter di atas permukaan air laut.
Alam bawah laut wilayah ini juga begitu indah, sekitar 386 jenis terumbu karang, 70 jenis bunga karang, dan rumput laut menjadi rumah bagi ribuan jenis ikan, penyu hijau, paus, hiu, lumba-lumba untuk hidup di wilayah ini.
Berkat begitu beragamnya biota laut, wilayah laut Pulau Komodo bahkan disebut sebagai salah satu lokasi menyelam terbaik di dunia. Beberapa tempat ini menawarkan keindahan ultima laut di wilayah taman nasional ini: Batu Samsia, Toko Toko, hingga Crystal Rock.
Dengan semua keindahan yang ditawarkan ini, yuk, travel ke Pulau Komodo sebelum harganya jadi “premium”!
Sumber: BBC, CNBC Indonesia, Aneka Tempat Wisata
Comments
Post a Comment