Oops, Jualan Drone, Frank Wang Berhasil Raup Keuntungan Hingga Rp 27 Triliun

Oops, Jualan Drone, Frank Wang Berhasil Raup Keuntungan Hingga Rp 27 Triliun

Frank Wang adalah miliarder drone pertama di dunia. Mendirikan dan menjadi CEO DJI, perusahaannya berhasil menjual drone dengan konsumen terbesar. Bisnis drone DJI ini behasil mendulang penjualan 2 miliar USD, dengan estimasi 15 miliar USD pada tahun 2018.

DJI terkenal karena phantom drones, yang dijual dengan bandrol harga 1.000 USD. Dalam sepuluh tahun terakhir, produsen drone DJI tumbuh dengan yang tadinya keowneran tunggal oleh Frank Wang menjadi perusahaan dengan omzet hingga satu miliar USD.

Frank Wang barangkali tak meramalkan bisnis drone-nya akan seberhasil ini, dengan peluang pasar yang semakin terbuka lebar. Meski, beberapa negara masih membahas regulasi mengenai penggunaannya.

Perkembangan penggunaan teknologi drone di masyarakat sehari-hari juga makin meningkat. Bisnis drone makin jamak di kota-kota besar, apalagi Jakarta. Kebutuhan penggunaan drone juga meningkat.

Harga per unit drone sendiri tak begitu mahal, berkisar dari Rp 7,6 juta hingga Rp 40 juta. Untuk jenis dengan harga puluhan juta, drone bahkan dapat digunakan untuk pekerjaan lebih ekstrem. Misalnya, melengkapi drone dengan infrared (sensor panas) untuk keperluan mencari orang saat kebakaran.

Fungsi drone memang lebih praktis, ia dapat membantu untuk menangkap gambar bagi proyek infrastruktur dari tangkapan kamera di udara. Selama ini, untuk menjalani hal serupa, kontraktor memerlukan helikopter dengan biaya sewa tak murah.

Siapa Frank Wang dan bagaimana ia mengembangkan drone?

Frank Wang dirikan DJI pada 2006. Kini, dilansir oleh Forbes, ia memiliki sekitar 40% dari perusahaan. Momen eurekanya adalah ketika ia berada di kamar asrama di Hong Kong University of Science and Technology.

Ia berhasil mengembangkan pengontrol penerbangan elektronik pertama, alat elektronik yang membuat drone stabil di udara dan membutuhkan input dari pengguna untuk melayang di udara.

Terobosan yang paling kentara adalah pada 2013, ketika DJI memperkenalkan Phantom 1, quadcopter RTF pertama yang digunakan konsumen biasa untuk membuat gambar luar biasa, peningkatan besar dari mainan sejenis itu di pasaran. Phantom mampu membuat tembakan udara yang indah. Kemudian, DJI memasang drone di pasar yang membentuk standar untuk kamera drone konsumen, Phantom 2 Vision.

Sejak pengendali penerbangan pertama pada Phantom itu dikembangkan, DJI juga memperkenalkan sistem profesional pada Inspire dan S1000. DJI juga datang dengan segala macam inovasi derivatif sesuai Ronin atau Osmo.

Bisnis drone dan keunggulannya

Drone, juga dikenal sebagai unmanned aerial vehicles (UAVs) dengan cepat jadi alat yang sangat diperlukan dalam berbagai industri. Meski industri drone di AS agak dibatasi oleh lambatnya Federal Aviation Administration dalam pembaruan peraturan, pertumbuhan komersial industri ini dari 40 juta USD pada 2012 menjadi lebih dari 1 miliar USD pada 2017.

Persaingan pasar bisnis drone terus meningkat dan teknologi maju dengan cepat. Drone yang terjangkau oleh masyarakat saja sudah memiliki fitur-fitur ini:

Kamera 4k yang dapat mengambil gambar dan video resolusi tinggi

Built-in GPS dan autopilot, memungkinkan drone untuk menerbangkan rute yang sudah diprogram

Kemampuan bluetooth

Menghindari tabrakan

Terrain fellow (kemampuan mempertahankan ketinggian yang konsisten saat terbang di atas medan tidak rata)

Kemampuan terbang dengan kecepatan 50 mph (80 km/jam) atau lebih

Fitur keselamatan, keandalan, jarak kendali, dan masa pakai baterai juga terus diperbarui. Dengan spesifikasi ini, tentu drone dapat digunakan untuk banyak keperluan. Dari mulai mapping dan surveying untuk keperluan penelitian, fotografi, hingga keperluan kontraktor dan proyek pembangunan infrastruktur. Tertarik menjajal produk DJI oleh Frank Wang ini?

Sumber: Forbes, The Balance, Drone Nodes, Detik-Finance

Comments