Beberapa waktu belakangan, berita tentang orang tua di Malaysia yang memberikan anaknya buket bunga senilai Rp33 juta karena memperoleh nilai menarik mendadak viral. Apakah hal ini juga dilakukan oleh orang tua dari anak berprestasi di Indonesia?
Putranya yang bernama Muhammad Danish Haziq, ini memperoleh perlakuan khusus dari orang tuanya, pasangan Nor Ashikin dan Ihsan Fahmi, karena memperoleh prestasi cemerlang.
Padahal, menurut Nor Ashikin, Danish hanya menginginkan satu unit iPhone keluaran terkini. Mereka khawatir apabila memberikan gawai terkini yang canggih justru akan membuat perhatian anaknya terpecah.
Namun, apakah memberikan hadiah buket bunga senilai Rp33 juta adalah pilihan yang tepat bagi anak yang memperoleh nilai menarik? Sementara itu, bagaimana, sih, anak berprestasi di Indonesia biasanya diperlakukan oleh orang tuanya?
Anak yang berprestasi tentu membanggakan bagi orang tua. Tawaran iming-iming hadiah dari mainan hingga tambahan uang jajan biasanya diberikan. Namun, apakah kebiasaan ini baik bagi sang anak?
Bagaimana bila ini justru jadi kebiasaan buruk karena anak kemudian jadi terbiasa mengharapkan sesuatu setiap memperoleh keberhasilan?
Apakah tepat memberikan hadiah untuk anak yang memperoleh nilai menarik?
Hadiah memang dipandang perlu untuk merangsang anak menjalani perbuatan baik. Efek positif memberikan hadiah setiap kali anak berhasil adalah menumbuhkan motivasi baginya.
Namun, dianjurkan tidak terlalu sering untuk memberikan hadiah ketika anak berhasil. Anak akan selalu mengharapkan upah setiap ia berhasil hingga kesuksesan.
Ia hanya akan jadi seseorang yang terus mengejar hadiah, dan motivasi sesungguhnya bukan apa yang harusnya ia capai. Jadi, para orang tua dianjurkan untuk lebih bijak dalam memberikan hadiah ketika anak memperoleh nilai menarik.
Memang banyak juga manfaatnya memberikan hadiah bagi si anak berprestasi ini:
Si anak akan termotivasi untuk belajar
Ketika seorang anak dapat hadiah dari orang tuanya, maka dia akan termotivasi untuk menjalani lebih baik lagi dan mempertahankan prestasinya.
Hadiah dapat jadi motivasi eksternal memperoleh nilai menarik yang mampu meningkatkan motivasi belajarnya. Semakin tinggi motivasinya dalam belajar, maka semakin mungkin anak itu akan jadi berprestasi lagi.
Menumbuhkan jiwa kompetitif di dirinya
Pemberian hadiah juga akan membantunya untuk mempertahankan prestasi sehingga tidak akan digeser oleh pesaingnya. Apabila belum berprestasi, maka ia akan berusaha lebih giat untuk memperoleh prestasi itu.
Memberinya penghargaan
Anak merasa dihargai karena ketekunan, kerja keras, dan perjuangannya untuk berprestasi menerima perhatian.
Selain hadiah, apa ada cara lain untuk menghargai anak berprestasi?
Yang perlu diingat oleh para orang tua dengan anak berprestasi, apresiasi tidak melulu berupa materi. Beberapa cara ini dapat menjadi pengganti hadiah:
#1 Berikan pujian
Rangkaian kata yang tepat bagi anak yang berhasil memperoleh nilai menarik. Dia akan lebih merasa dihargai atas usaha kerasnya dan bersemangat belajar demi memperoleh peringkat tinggi.
#2 Bicarakan masa depan
Dengarkan dia dengan penuh perhatian. Ajak si anak berprestasi ini untuk membicarakan masa depan apabila berprestasi. Setelah dia berhasil memperoleh peringkat pertama di kelas dan bertahan memperoleh nilai menarik, apa yang akan dia lakukan? Impian apa yang ingin dia capai lagi di masa depannya?
#3 Ajak dia berlibur
Tidak perlu jauh-jauh, yang pasti kegiatan rekreasi itu perlu memberinya manfaat untuk proses perkembangannya. Misalnya, dengan mengajaknya berwisata ke daerah terpencil untuk dapat saling berbagi. Ini dapat membantu menumbuhkan rasa empati dan jiwa sosial yang tinggi padanya.
Sumber: Tribun News, Educenter, Rumah Belajar Anak 123
Comments
Post a Comment