Tidak Disangka, Penebangan Liar Hingga Prostitusi, Ini 5 'Barang' Pasar Gelap Indonesia yang Hasilkan Triliunan Rupiah

Tidak Disangka, Penebangan Liar Hingga Prostitusi, Ini 5 'Barang' Pasar Gelap Indonesia yang Hasilkan Triliunan Rupiah

Dalam data dari situs pasar gelap dunia, Havoscope, yang rilis pada 2015 underground economy atau pasar gelap di Indonesia berada di urutan pertama dengan nilai tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

Jumlah transaksi pasar gelap di Indonesia hingga 23,5 miliar USD per tahun, atau sekitar 2,26 persen dibandingkan total PDB.

Penebangan kayu ilegal adalah penyumbang angka tertinggi dari semua transaksi pasar gelap di Indonesia yang hingga hingga 8 miliar USD.

Selanjutnya, menurut jenis bisnisnya, perdagangan pasar gelap di Indonesia diikuti oleh pemalsuan dan pembajakan (menghasilkan 4,8 miliar USD), perdagangan narkoba (4 miliar USD), penangkapan ikan ilegal (3 miliar USD), prostitusi (2,3 miliar USD), pembajakan software (1,5 miliar USD), perdagangan satwa (1 miliar USD), obat palsu (0,5 miliar USD), hingga pembajakan buku, film, dan musik (0,03 hingga 0,025 miliar USD).

Yuk, kita simak kekuatan masing-masing pasar gelap di Indonesia ini:

#1 Pasar gelap di Indonesia, penebangan kayu liar

Setiap tahun, Indonesia kehilangan hutan seluas 648.000 hektare lantaran penebangan liar, kebakaran hutan, perambahan hutan, dan alih fungsi hutan.

Meski pemberantasan penebangan kayu liar menjadi salah satu agenda prioritas Nawacita pemerintah Jokowi, lima wilayah tetap menjadi pasar gelap di Indonesia untuk kayu ilegal. Lima wilayah tersebut di antaranya:

70 hektare kawasan hutan produksi Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

58 hektare areal perkebunan kelapa sawit kawasan hutan Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat

14 hektare lahan pertanian di kawasan hutan lindung dan hutan produksi Kecamatan Monta, Kabupaten Dompu dan Kecamatan Hu’u Kabupaten Bima, NTB

14 hektare pembukaan lahan pertanian kawasan hutan produksi yang terletak di Kabupaten Muko-Muko, Bengkulu dan Kabupaten Kerinci, Jambi, serta Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi (TNKS)

12 hektare pemanfaatan hasil hutan ilegal tanpa izin di kawasan hutan produksi Kecamatan Rokan IV Koto dan Pendalian V Koto, Kabupaten Rokan Hulu Riau

#2 Pemalsuan barang

Menurut hasil survei Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), kerugian Indonesia dari pemalsuan barang sekitar Rp4,41 triliun dan pada 2014 meningkat tajam jadi Rp65,1 triliun. Untuk mengatasi pasar gelap di Indonesia satu ini, pada 2017 bahkan dibentuk Satgas Pemberantasan Barang Palsu.

#3 Perdagangan narkoba

Harga pasaran narkoba di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain di Asia. Setidaknya 72 jaringan internasional beroperasi di Indonesia. Badan Narkotika Nasional mencatat 3,5 juta orang Indonesia pada 2017 menggunakan narkoba, 1,4 juta di antaranya adalah pengguna biasa dan 1 juta orang adalah pecandu.

Menurut BNN, jenis yang paling banyak dipakai adalah sabu, disusul dengan ganja, ekstasi, dan heroin. Dekriminalisasi yang telah dilakukan di BNN meliputi penyelesaian masalah penyelundupan, pengedaran, dan penggunaan narkoba secara ilegal.

Daerah pasar gelap di Indonesia yang paling banyak peredaran narkobanya adalah DKI Jakarta dan pantai timur Sumatera, mulai dari Aceh hingga Lampung dengan banyak pelabuhan ilegal. Salah satu bandar terbesar di Indonesia adalah Freddy Budiman, yang dihukum mati pada 2016.

#4 Pasar gelap di Indonesia, penangkapan ikan ilegal

Susi Pudjiastuti terkenal akan upayanya menghentikan penangkapan ikan ilegal di wilayah. Tak jarang kita melihat aksinya menenggelamkan kapal maling ikan di perairan negara kita.

Dia bahkan mengajukan penetapan penangkapan ikan ilegal sebagai kejahatan internasional. Ia juga bilang, pencurian ikan dapat dibarengi dengan penyelundupan narkoba, senjata, dan produk ilegal lain.

Menurutnya, tindakan kejahatan di perairan Indonesia ini sangat terorganisir, didukung oleh kelompok-kelompok organisasi besar, sehingga dapat dikatakan sebagai transnational organized crime.

#5 Prostitusi dan perdagangan manusia

Komersialisasi seks di Indonesia sudah dimulai pada 1852 saat pemerintah Belanda melegalisasi prostitusi. Setelah merdeka, prostitusi jadi makin kompleks. Semakin banyak perempuan dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial, maka semakin tinggi kebutuhan perempuan–ini berindikasi pula pada perdagangan manusia (human trafficking).

Bukan tidak mungkin anak-anak juga menjadi korban yang diperdagangkan dalam pasar gelap di Indonesia ini. Ada tiga kategori PSK dalam perdagangan perempuan dan pelacuran ini di antaranya, kelompok PSK kelas bawah, kelompok PSK dengan struktur dan jaringan mucikari, hingga kelompok PSK kelas atas atau grade A.

Pasar gelap di Indonesia untuk kategori terakhir dibandrol hingga ratusan juta rupiah. Pelacuran memang telah lama diketahui sebagai “pekerjaan sampingan” selebritas tanah air.

Sumber: Beritagar, WRI Indonesia, Kabar24, Detik, IDN Times, VOA Indonesia

Comments