Tidak Disangka, Imbal Hasil 8,12%, Obligasi Lippo Karawaci Diburu Investor hingga Oversubscribed

Tidak Disangka, Imbal Hasil 8,12%, Obligasi Lippo Karawaci Diburu Investor hingga Oversubscribed

Pada Selasa (14/1), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) terbitkan surat utang alias obligasi senior (senior notes) bertenor 5 tahun senilai USD325 juta dengan imbal hasil sebesar 8,12%. Bagi kamu yang belum tahu soal obligasi, ringkasnya, obligasi adalah istilah dalam pasar modal tentang surat pernyataan utang penerbit obligasi terhadap pemegang obligasi.

Penerbit obligasi, dalam hal ini Lippo Karawaci, jadi pihak yang berutang dan pemegang obligasi adalah investor sebagai pihak yang berpiutang.

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/pd.

Jangka waktu obligasi adalah 1 hingga 10 tahun untuk surat utang yang berlaku di Indonesia. Lippo Karawaci mengeluarkan obligasi senior dengan tenor 5 tahun.

Terbitnya obligasi umumnya dilatarbelakangi upaya untuk himpun dana dari masyarakat dan dana ini akan menjadi sumber pendanaan bisnis.

Lippo Karawaci terbitkan obligasi dengan imbal hasil 8,12%

Sumber: Beritasatu.com

Jatuh tempo pada 2025, obligasi dengan tingkat bunga 8,12% ini dikeluarkan sebanyak USD 325 juta atau Rp4,45 T (dengan kurs Rp13.690 per USD 1).

Lippo Karawaci catatkan obligasi ini di Bursa Efek Singapura (SGX) lewat anak usahanya di sana, Theta Capital Pte. Ltd. yang seluruh sahamnya dimiliki perseroan.

Hingga saat ini (15/1), terpantau obligasi 5 tahun Lippo Karawaci tarik minat investor cukup signifikan.

John Riady, CEO Lippo Karawaci, umumkan dalam siaran resmi bahwa terjadi oversubscribed (kelebihan permintaan). Investor menjalani permintaan 4,5 kali lipat untuk obligasi yang baru dicatatkan di bursa ini.

Dokumen soal obligasi ini diunggah lewat keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. Perseroan menjelaskan bahwa penyelesaian pelaksanaan rencana penerbitan obligasi ini bergantung pada kondisi pasar.

Obligasi ini didukung oleh global book runners. Pihak Lippo Kawaraci menandatangani purchase agreement kemarin (14/1) dengan BNP Paribas, CIMB Bank Berhad Malaysia, Labuan Offshore Branch, dan Citigroup Global Markets Singapore.

Selain itu, hadir pula Credit Suisse Singapore, Deutsche Bank AS Singapura, dan Mandiri Securities selaku pembeli awal (initial purchasers).

Perjanjian ini juga diteken oleh Theta sebagai penerbit obligasi, serta anak perusahaan Lippo Kawaraci lainnya yakni Sentra Dwimandiri, Wisma Jatim Propertindo, Primakreasi Propertindo, dan Megapratama Karya Persada sebagai pemberi jaminan.

Refinancing anak usaha Lippo Karawaci dengan terbitkan obligasi

Business people shaking hands together

Surat utang alias obligasi yang dikeluarkan ini memang digunakan untuk refinancing utang anak usaha Lippo Karawaci, Theta Capital.

Dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi bertenor 5 tahun ini akan digunakan untuk membeli kembali sebagian obligasi senior yang diterbitkan Theta Capital sebelumnya dengan nilai pokok USD 410 juta.

Tingkat bunga obligasi yang diterbitkan oleh Theta Capital sebelumnya sebesar 7% dan akan jatuh tempo pada 2022.

Lippo Karawaci sendiri kini dalam tahap akhir untuk memperoleh fasilitas pinjaman. Ini demi membayar kembali sisa utang obligasi senilai USD 100 juta.

“Kami akan gunakan dana tersebut untuk melunasi obligasi kami yang jatuh tempo pada 2022, sehingga kami akan miliki utang terbatas sampai dengan 2025,” terang John.

Di samping itu, John menekankan bahwa dengan rasio utang bersih terhadap ekuitas sebesar 21%, Lippo Karawaci merupakan salah satu perseroan dengan rasio utang terendah di antara perusahaan properti di Indonesia.

Rekam jejak baik LPKR sebagai perusahaan properti terbesar di Indonesia

Business people shaking hands together

Obligasi ini adalah obligasi ke-12 yang diterbitkan Lippo Karawaci selama 14 tahun terakhir. Penerbitan obligasi dan terjadinya oversubscribed cerminkan kepercayaan investor yang sangat besar akan posisi keuangan perseroan ini.

LPKR selama ini memang dikenal sebagai perusahaan properti terbesar dengan franchise yang kuat dan rekam jejak baik dalam membayar utang kepada para debitur dalam juga luar negeri.

Per 30 September 2019, Lippo Karawaci miliki aset USD 4 M dengan bisnis inti pengembangan perumahan di daerah perkotaan, lifestyle malls, dan layanan kesehatan.

Hingga kini, Lippo Karawaci aktif terlibat dalam integrasi pembangunan, perhotelan, pengembangan dan manajemen perkotaan serta manajemen aset. Asetnya hadir di 35 kota dengan 1.461 hektare landbank siap dikembangkan.

Rugi bersih perusahaan ini sempat membengkak pada Q3 2019, yakni jadi Rp1,72 T dari rugi Q3 2018 Rp779,59 M. Namun, Lippo Karawaci telah berhasil jual beberapa aset. Penjualan Pejaten Village dan Binjai Supermall mengantongi dana segar USD 92 juta atau setara Rp1,28 T.

Pada pertengahan 2020, John juga menyatakan dalam rilis resminya bahwa LPKR akan selesaikan penjualan Lippo Mal Puri pada pertengahan 2020. “Kami akan fokus menjual aset dan meningkatkan kinerja bisnis inti kami,” ungkapnya.

Penjualan aset ini sejalan dengan perubahan strategi perusahaan. Yang ditujukan ke arah pengelolaan portofolio secara aktif dengan optimalisasi nilai pemegang saham dan peningkatan valuasi REIT.

Sejauh ini, perusahaan ini miliki dua REIT yang tercatat di bursa efek Singapura, yakni First Real Estate Investment Trust dan Lippo Malls Indonesia Retail Trust dengan aset yang dikelola masing-masing USD 1 M dan USD 1,4 M per 30 September 2019.

Jadi, #SobatCuan, dengan rekam jejak baik ini, sesuai para investor lainnya yang sampai oversubscribed, sesuainya menarik, ya, membeli obligasi dari Lippo Karawaci?

Sumber: Katadata, Warta Ekonomi, Katadata, Kontan, Kompas, Cermati

Comments