Selebritas ternama tanah air Ria Irawan meninggal jelang subuh pada pukul 04.00 WIB. Dia berjuang menghadapi kanker getah bening sejak 2004. Ria Irawan meninggalkan seorang suami, Mayky Wongkar.
Sejak 2015, Ria telah melawan kanker ini. Pada 2017, ia sempat menyatakan telah bersih dari kanker getah bening tersebut. Namun, September 2019, ia kembali menjalani perawatan.
Ria Irawan adalah putri dari pasangan aktor senior Bambang Irawan dan Ade Irawan. Namanya telah bersinar di dunia perfilman sejak tahun 1976 ketika ia berperan dalam film anak “Chicha” (1976).
Nama Ria Irawan muncul dalam satu gelombang bintang film kenamaan sesuai Chicha Koeswoyo, Ira Maya Sopha, Vien Is Haryanto, hingga Adi Bing Slamet. Apalagi, Ria sempat menjadi bintang dalam film dengan sutradara Slamet Rahardjo.
Meski telah memerankan “Chicha” yang didapuk sebagai film anak box office, nama Ria Irawan meroket saat terpilih sebagai pemeran pendukung terbaik dalam film “Kembang Kertas” (1984). Ria Irawan meninggal hari ini, 36 tahun kemudian.
Deretan film telah diperankannya setelahnya. Selain berakting, ia juga dikenal sebagai seniman multitalenta. Selain sukses di dunia peran, ia juga piawai di dunia tarik suara.
Profil Ria Irawan dan karier emasnya di dunia film
Ria Irawan lahir di Jakarta, 1969 dengan nama lengkap Chandra Ariati Dewi Irawan.
Ayahnya Bambang Irawan adalah aktor kenamaan pada periode 1950/1960. Demikian pula ibunya, Arzia Dahar, juga adalah aktris populer selama beberapa dekade.
Lahir di keluarga aktor/aktris papan atas, Ria Irawan terjun ke dunia film sejak usia 4 tahun. Film pertamanya “Sopir Taxi” tayang pada 1973 dan di sana ia berperan sebagai figuran yang telah menjerat sorotan publik.
Setelah berhasil dengan film pertamanya itu, ia kembali berakting dalam “Fajar Menyingsing”, “Chicha”, “Siulan Rahasia”, dan “Istriku Sayang Istriku Malang”.
Dengan 40 film itu, berbagai prestasi telah ia torehkan, dari nominasi hingga menggondol pulang berbagai penghargaan film. Sejak 1985 hingga 2015, ia raih 9 kali nominasi film, termasuk dalam Festival Film Indonesia.
Ia memboyong pulang Piala Citra pada 1998 dengan perannya dalam kategori Pendukung Wanita Terbaik lewat “Selamat Tinggal Jeanette”.
Setelah 1996 memerankan film “Kuldesak”, Ria Irawan memutuskan vakum dan tinggal sementara di luar negeri. Ia kemudian come back pada 2003 dengan film “Biola Tak Berdawai”.
Berkat perannya sebagai Renjani, ia catatkan diri peroleh The Best Actress dalam Festival Film Asia Pacific di Iran pada 2003.
Selanjutnya, ia kembali aktif berakting lewat film “Madame X”, “Arisan! 2”, “Romantini”, “Bulan di Atas Kuburan”. Dan, terakhir, pada 2019, ia berperan dalam film “Wedding Agreement”.
Dengan deretan film yang dibintangi, hingga saat Ria Irawan meninggal, ia telah tampil di lebih dari 40 film.
Sebagai seniman multitalenta, Ria Irawan juga bermusik, jadi sutradara videoklip, dan rambah profesi fotografi
Karier moncer bintang papan atas Indonesia ini tidak hanya berhenti di dunia film. Bakat multitalentanya dikembangkan juga di dunia musik dan fotografi.
Ia sempat merambah dunia tarik suara dengan bergabung di grup Japras dan mengeluarkan album yang sempat booming.
Saat itu, ia berkolaborasi dengan Rano Karno, bahkan bernyanyi dan membuat album dangdut bersama. Selain grup Japras, ia juga pernah bentuk trio bersama Nurul Arifin dan Ita Mustafa.
Lagi-lagi, ia tidak menghentikan jejak langkahnya di dunia musik saja! Ia bahkan berperan sebagai produser dari albumnya sendiri, yang diberi judul “Untuk Kamu”, bekerja sama dengan Deddy Dhukun.
Sementara di dunia fotografi, ia bekerja sama dengan Jay Subiakto dan Rizal Mantovani. Pada saat yang sama, Ria Irawan menjajal juga profesi fotografi dan penyutradaraan videoklip.
Ia bahkan pernah menggarap videoklip beberapa musisi papan atas Indonesia, sesuai Anggun C. Sasmi. Dengan berbagai prestasi yang ditorehkannya, tidak pelak membuat banyak seniman papan atas di berbagai bidang menyayangkan kepergian Ria Irawan.
Indonesia kehilangan salah seorang seniman multitalenta yang memberi warna begitu rupa. Dan tentu kita tidak akan lupa, Ria Irawan meninggal dengan tinggalkan begitu banyak warisan di dunia seni. Semoga seni yang ditinggalkannya mengabadikannya di hati kita!
Sumber: Brilio, Cinema Poetica
Comments
Post a Comment