Beberapa tahun lalu, viral berita mengenai vokalis Krisdayanti jaga kecantikan dan kesehatan dengan jalani terapi stem cell. Biaya stem cell sekali perawatan ini tak tanggung-tanggung, capai hingga Rp200 juta.
Terapi yang membuat seleb kenamaan Indonesia rogoh kocek menjaga kecantikan mereka ini diakui dapat remajakan sel dan memastikan setiap sel digantikan dengan sel baru.
Namun, belakangan ini, terapi ini kembali jadi sorotan lantaran polisi menahan tiga orang yang terkait praktik ilegal penyuntikan stem cell di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Praktik ilegal terapi stem cell ini dijalankan oleh tiga orang yang berperan sebagai dokter hingga manajer. Dengan biaya stem cell begitu tinggi, tidak mengherankan jika ada yang mempraktikkannya secara ilegal.
Ketiga tersangka ini ditahan di Rutan Polda Metro Jaya dengan jeratan Pasal 204 ayat (1) KUHP dan/atau Pasal 263 KUHP dan/atau Pasal 75 ayat (1), Pasal 76 UU RI No. 9 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
Kenali terapi stem cell dan rumah sakit yang melayaninya
Terapi stem cell atau terapi sel punca adalah terapi yang bantu meremajakan sel dan menghasilkan lebih banyak sel untuk sumber pembentukan sel baru. Terapi ini menggunakan sel punca, yakni sel biologis yang jadi jejak utama DNA, sebagai sumber terapi.
Stem cell dapat mempertahankan potensi perkembangan membentuk turunan dari embrio. Sel punca ini dapat diperoleh dari epitel usus, tulang rawan, otot polos, dan otot lurik. Termasuk pula epitel saraf, ganglia embrionik, dan epitel skuamosa bertingkat.
Sel-sel punca ini berguna dalam transplantasi hingga penemuan obat. Di dunia medis, terapi stem cell ini banyak ditujukan untuk penyembuhan berbagai penyakit, dengan teknis menciptakan jaringan, sel, hingga organ baru.
Terapi dengan biaya stem cell yang tak murah ini memungkinkan pasien sembuh dari beragam penyakit berat lantaran sel ini dapat diambil dan dimasukkan ke dalam tubuh untuk ganti sel rusak atau abnormal.
Tidak semua rumah sakit dapat menjalani terapi stem cell ini. Terdapat 11 rumah sakit dengan layanan terapi ini yang telah disetujui pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 32 Tahun 2014 tentang Penetapan Rumah Sakit Pusat Pengembangan Pelayanan Medis Penelitian dan Pendidikan Bank Jaringan dan Sel Punca.
Di antaranya RSCM, RS Sutomo, RS M Djamil, RS Persahabatan, RS Fatmawati, RS Dharmais, RS Harapan Kita, RS Hasan Sadikin, RS Kariadi, RS Sardjito, dan RS Sanglah.
Sejak 2007, RSCM telah tangani terapi stem cell hingga lebih dari 200-an pasien.
Selain sembuhkan berbagai penyakit, terapi ditujukan untuk perawatan kecantikan
Praktik terapi stem cell sudah dimulai sejak 2009 hingga saat ini dan masih on progress dalam berbagai penelitian.
Stem cell sebagai penyimpan “inti” ini dapat bermutasi dan menjadi sel saraf, sel hati, sel jantung, hingga sel ginjal. Kemampuan sel punca untuk diferensiasi ini yang buat metode stem cell menjadi harapan baru bagi dunia medis.
Penyakit yang tidak membuahkan hasil dengan pengobatan konvensional dapat diatasi dengan stem cell, sebagaimana dijelaskan oleh dr. Ismail H.D., SpOT(K), Ketua Komite Sel Punca Nasional.
Selain untuk kesehatan, terapi stem cell dipakai oleh banyak seleb untuk menjaga kecantikan. Perawatan anti-aging ini dilakukan dengan penyuntikan stem cell, selain menjaga dari penuaan dini, juga berguna untuk memperlambat gejala menopause dini.
Untuk terapi kecantikan, sel punca diperoleh dari lemak pasien yang disuntikkan kembali ke bagian wajah agar wajah bersinar dan awet muda, sebagiannya lagi disuntikkan ke pembuluh darah.
Khasiatnya sendiri bervariasi, dan sebagian besar perlu dilakukan selama beberapa bulan. Ini ditujukan untuk memperbaiki hormon, ada yang disuntikkan dan pula yang diinfusikan dengan perbedaan frekuensi bagi setiap tujuan terapi.
Biaya stem cell yang tinggi masih jadi kendala bagi pasien
Masalah biaya masih menjadi kendala bagi pasien untuk ambil terapi stem cell ini. Satu stem cell dibanderol Rp1-1,5 per sel. Sekilas saja, ini tampak murah, tapi jumlah sel yang dibutuhkan oleh seorang pasien juga ditentukan oleh bobot badannya.
Takaran sel punca yang diberikan kepada tiap pasien berbeda, tergantung jenis penyakitnya. Untuk penyakit lupus, misalnya, seorang pasien memerlukan 1-2 juta sel punca per kilogram bobot badannya.
Jika berat badan pasien 60 kilogram, maka dosis terendah yang ia perlukan sekitar 60 juta sel punca dengan dosis maksimal sebesar 100 juta sel punca.
Dengan begitu, biaya yang dibutuhkan untuk sekali terapi stem cell dalam menghadapi penyakit lupus idealnya sekitar Rp50-150 juta.
Sementara itu, misalnya untuk kasus osteoarthritis, membutuhkan sekitar 10 juta sel per kilogram berat badan, diabetes 100 juta sel, kanker 5 juta sel, dan spinal cord 76 juta sel.
Untuk menyembuhkan penyakit pun, terapi stem cell tidak cukup dilakukan hanya sekali saja. Karena itu, mahalnya biaya pengobatan ini yang menghambat teknologi medis tercanggih dan terkini ini untuk dapat diakses oleh lebih banyak orang.
Sumber: Tirto, Kompas, Lifepal
Comments
Post a Comment