Info Terkini, Merosot hingga 1,6%, Pasar Saham Global “Tumbang” Hadapi Virus Corona

Info Terkini, Merosot hingga 1,6%, Pasar Saham Global “Tumbang” Hadapi Virus Corona

Virus corona pengaruhi harga saham dalam bursa Wallstreet hari ini (27/1). Makin banyak kasus virus 2019-nCoV yang terkonfirmasi dan kekhawatiran atas dampaknya tampaknya memperlambat ekonomi global dan membuat anjlok harga saham bursa global.

Pemerintah Cina telah konfirmasi hingga 2.862 kasus dengan kematian meningkat hingga 81 orang. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agendakan perjalanan ke Cina untuk bertemu dengan pejabat pemerintah dan kesehatan setempat.

Bursa wallstreet hari ini tunjukkan indeks Dow Jones Industrial Average turun sebanyak 453,93 poin atau 1,57%, indeks S&P 500 kehilangan 1,57% juga, dan Nasdaq Composite turun 1,89% lantaran pengaruh ketidakstabilan ekonomi akibat virus corona.

Cina adalah pendorong terbesar pertumbuhan global sehingga kasus ini berpengaruh sangat signifikan dan drastis atas perkembangan ekonomi global.

“Pasar membenci ketidakpastian dan virus corona adalah ketidakpastian utama karena tidak ada yang tahu seberapa buruk itu akan berdampak pada ekonomi global,” ujar Alec Young, direktur pelaksana penelitian pasar global di FTSE Russell.

Sejumlah investor sebutkan wabah virus corona tidak akan tumbangkan ekonomi global 

Sumber: iStockphoto

Bursa saham AS sebagaimana ditunjukkan bursa Wallstreet hari ini alami pelemahan terburuk dalam tiga bulan terakhir lantaran virus corona 2019-nCoV.

Kasus wabah ini mengingatkan investor akan virus SARS. Saat itu, SARS mematikan dan menewaskan hingga 800 orang pada 2002-2003 silam yang juga tekan perekonomian global.

Sejumlah investor perkirakan belum ada dampak ekonomi jangka panjang yang berarti lantaran wabah ini. Pengalaman masa lalu dengan wabah virus SARS ataupun MERS tidak terlampau akibatkan situasi yang fatal pada ekonomi global.

“Semua ini sangat berlebihan,” ujar Stephen Massocca, wakil presiden senior Wedbush Securities, dikutip oleh Reuters.

“Warga Cina menjalani pekerjaan yang jauh lebih baik dalam mengatasi ini daripada saat wabah SARS lalu. Dan apa yang akhirnya jadi akibat sewaktu wabah SARS? Apakah SARS menyebabkan bencana ekonomi? Tidak,” lanjut Stephen.

Setelah wabah SARS pada 2003, indeks S&P 500 memang menguat lebih dari 10 persen dari awal wabah hingga pengumuman pengendalian wabah.

Apa pun ramalan investor, saham-saham bursa Wallstreet hari ini terpukul mundur

Sumber; News Beezer

Saham yang terkait perjalanan, termasuk maskapai penerbangan, kasino, dan hotel termasuk yang paling terpukul mundur dalam bursa Wallstreet hari ini.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 alami penurunan persentase harian terbesar sejak 2 Oktober, sementara penurunan Nasdaq terbesar sejak 23 Agustus.

Indeks Volatilitas CBOE, yang cerminkan kekhawatiran investor di Wall Steet, capai level 19,02, tertinggi sejak 10 Oktober.

Sementara saham yang terpapar pertumbuhan Cina, termasuk teknologi, bahan dan energi, juga turut menekan pasar.

Saham maskapai United dan Delta turun lebih dari 3,3%. Sementara saham game Las Vegas Sands dan Wynn Resorts masing-masing turun 6,8% dan 8,1%. MGM Resorts turun 3,9%.

Sementara itu, saham perjalanan Expedia, Carnival, dan Marriott International turun setidaknya 2,1%. Saham konsumen dengan eksposur ke Cina sesuai Disney, Nike, dan Estee Lauder turun setidaknya 1,8%.

Saham teknologi dan internet yang telah dukung rally pemerintah AS baru-baru ini, termasuk Apple Inc, Microsoft Corp, Alphabet Inc, dan Amazon.com, Inc yang menyumbang 15% bobot S&P 500 melemah hingga lebih dari 1,6 persen.

Sumber: Kontan, Bisnis.com

Comments