Starbucks menutup setengah dari gerainya di China akibat coronavirus. Di China, Starbucks miliki hingga 4.300 gerai. Kian menyebarnya coronavirus memang mengkhawatirkan masyarakat global.
Penutupan gerai ini meresmikan Starbucks Corp (SBUX.O) pada hari Selasa jadi perusahaan besar AS pertama yang menunjukkan kekhawatiran akan “tumbangnya” finansial global akibat wabah coronavirus baru di Cina.
Sumber: Wikimedia Commons
Rantai waralaba kopi terbesar di dunia ini menunda perencanaan mereka pada 2020 akibat coronavirus. Coronavirus diketahui telah menyebabkan lebih dari 100 kematian dan lebih dari 4.000 kasus dikonfirmasi di Cina.
Untuk beberapa gerai, perusahaan dalam keterangannya mengatakan akan terus menjalani pengawasan dan modifikasi atas jam operasional di seluruh gerai.
“Diharapkan hal ini hanya berlaku sementara,” ujar Starbucks dalam keterangannya. Tutupnya gerai ini juga pengaruhi perusahaan menunda jasa pengiriman ke Wuhan yang merupakan pusat kemunculan wabah.
Penutupan gerai setiap hari secara bertahap akibat coronavirus
Sumber: WIkimedia Commons
Presiden internasional Starbucks John Culver mengatakan bahwa dengan melihat jumlah korban dan persebaran virus yang terus meningkat, Starbucks akan lakukan evaluasi dengan penutupan gerai setiap hari.
Ini terbilang keputusan yang berat. Padahal, 10 persen pendapatan Starbucks dari bisnis global mereka diperoleh dari bisnis mereka di China.
Data terakhir tunjukkan kematian akibat coronavirus telah capai 106 orang dengan 4.515 orang terkonfirmasi positif terinfeksi virus.
Di dalam negeri, pemerintah China telah lakukan pengetatan dan pembatasan perjalanan untuk menghentikan persebaran coronavirus secara lebih luas.
CEO Starbucks Kevin Johnson juga mengatakan mereka akan terus terbuka dan transparan dalam menanggapi kasus tak biasa yang terjadi di China.
Mereka menyatakan tetap optimis dan berkomitmen untuk peluang jangka panjang di China. China memang adalah salah satu pasar utama Starbucks, posisi kedua setelah Amerika Serikat.
Tumbuhnya program loyalty members di pasar Starbucks Cina berkat sasar kecintaan pengunjung akan kopi
Semestinya akibat coronavirus ini tidak akan “menumbangkan” pasar Starbucks yang sudah besar di negeri tirai bambu ini.
Sementara itu, pesaing Starbucks di China, Luckin Coffe Inc (LK.O) menyatakan akan tetap menutup gerai mereka selama liburan Tahun Baru China dan setelahnya.
Perusahaan minuman yang berbasis di Seattle ini mengalahkan estimasi kuartal pertama untuk penjualan restoran yang sama. Angka ini tumbuh 5% dibandingkan dengan ekspektasi untuk kenaikan 4,4%, menurut data IBES dari Refinitiv.
Penjualan di restoran yang dibuka setidaknya selama 13 bulan ini naik 3% di Cina. Perusahaan dinyatakan akan terus berkonsentrasi pada minuman personalized yang dipasarkan.
Starbucks juga akan mengadopsi strategi dengan menawarkan minuman yang lebih murah sesuai yang digunakan para pesaingnya untuk memperoleh pangsa pasar, kata Johnson.
Secara keseluruhan, perusahaan telah menambahkan berbagai varian minuman dingin, menambahkan opsi pemesanan online, dan memperbarui program “loyalty members”-nya.
Mereka juga berencana untuk menambahkan sandwich untuk sarapan dengan patty nabati di Amerika Serikat dan Kanada tahun ini.
Terlepas dari coronavirus yang sedang menghantui pasar global, total pendapatan bersih perusahaan ini naik 7% menjadi $ 7,1 miliar, sebagian besar sejalan dengan perkiraan rata-rata analis sebesar $ 7,11 miliar.
Sumber: Reuters, Kompas
Comments
Post a Comment