Krisis moneter dahsyat pada 1997-1998 menutup sejumlah bank. Beberapa di antaranya betul-betul dilikuidasi, ini mendorong juga merger bank di Indonesia. Salah satunya adalah merger bank Mandiri.
Keadaan yang agaknya signifikan pada hari ini memantik juga Otoritas Jasa Keuangan untuk mendorong merger bank di Indonesia. Terutama bagi bank-bank kecil (bank umum kegiatan usaha/BUKU I dan II) untuk dapat bertahan di tengah impitan persaingan dunia finansial. Apalagi, perusahaan teknologi finansial (fintech) kini menjadi pesaing baru dunia perbankan yang mesti diantisipasi.
Merger bank di Indonesia yang kerap terjadi ini memang dilandasi semangat penguatan bank-bank kecil karena disrupsi fintech. Merger bank Mandiri pada 1998 pun hadir dengan semangat menghadapi krisis macam ini.
Konsolidasi bank-bank kecil ini mendorong mereka menjadi makin kokoh sehingga mampu bersaing karena memiliki modal lebih besar. Dengan modal lebih besar, merger bank di Indonesia ini memiliki jaringan dan produk lebih beragam.
Merger Bank Mandiri sebagai salah satu kisah sukses penggabungan bank
B.J. Habibie mengusulkan nama Mandiri dan disepakati dalam rapat. Nama ini diambil karena ia membayangkan sebuah bank besar dengan kemandirian, tidak bergantung pada pihak asing.
Ketika itu, kondisi perekonomian Indonesia sedang sangat parah. Nilai tukar rupiah terpuruk di kisaran Rp 16.000 per 1 USD dan inflasi hingga 65%. Melalui Pemantapan Ketahanan Ekonomi dan Keuangan yang dibentuk B.J. Habibie, dibuat keputusan bahwa merger bank Mandiri dari empat bank perlu dilaksanakan.
Pada 1 Oktober 1998, dikeluarkan PP No. 75 Tahun 1998 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk pendirian perusahaan persero di bidang perbankan. Ini soal penyertaan modal negara dalam pembentukan PT Bank Mandiri (Persero).
Muljohardjoko (Dirut Taspen sejak Februari 1996) direkrut sebagai direktur utama Bank Mandiri yang pertama.
Bank Mandiri adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang berdiri pada 2 Oktober 1998. Merger bank Mandiri dilakukan lewat pengambilalihan saham atas empat bank pemerintah, yakni Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo).
Sumber: Wikimedia Commons
Tiga bank, yakni Bank Exim, BDN, dan BBD adalah badan usaha Belanda yang dinasionalisasikan oleh Sukarno pada 1960. Dengan digabungkannya empat bank dengan latar belakang kuat ini, Bank Mandiri memiliki aset, pinjaman, dan deposit terbesar di Indonesia.
Setelah itu, merger Bank Mandiri ini mulai memberi layanan dan programnya kepada masyarakat baik itu tabungan, giro, deposito, prabayar, kartu kredit (visa), dan KPR.
Untuk merger bank Mandiri ini, penyesuaian dilakukan, sebanyak 8.980 orang di-PHK dan 194 unit kantor cabang ditutup dan dibentuknya tim internalisasi budaya untuk pembentukan budaya korporasi baru. Penyesuaian dilakukan sekitar 5 hingga 7 tahun secara perlahan.
Merger Bank di Indonesia semakin marak
Penggabungan bank di Indonesia belakangan ini semakin marak terjadi. OJK menyatakan dukungan atas hal ini karena akan mendorong seluruh investor ingin mendorong pertumbuhan bank di Indonesia.
Menurut Heru, semakin besar kapasitas bank-bank di Indonesia berkontribusi pada ekonomi. Ia terutama mengharapkan investor lokal menjalani penguatan sektor perbankan.
Pada 2019, Otoritas Jasa Keuangan mengatakan setidaknya akan ada tiga merger bank di Indonesia. Bank-bank tersebut antara lain PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI), lantas PT Bank Danamon Indonesia Tbk dengan Bank Tokyo Mitsubishi UFJ (MUFG) dan PT Bank Nusa Parahyangan (BNP).
Tahapan proses administrasi harus dilalui dengan otoritas terkait. Baru setelah tahapan tersebut berhasil, bank hasil merger ini dapat diperbolehkan beroperasi.
Pihak OJK mendukung bank kecil yang melalui proses merger untuk menjadi bank khusus dari bank besar. Bila ada bank besar yang mengakuisisi bank kecil, maka bank kecil ini dapat difungsikan sebagai bank khusus dan mengemban amanah nasabah yang lebih khusus lagi.
Dengan demikian, operasi bank hasil merger dengan modal lebih besar ini akan mendukung variasi produk lebih khusus dan menjadikan sistem bank lebih efisien.
Yuk, kita amati dunia perbankan di sekitar kita. Apakah kamu menjadi nasabah dari bank yang terpercaya hari ini?
Sumber: Kompas, Kompasiana, Kontan, CNBC Indonesia, Merdeka
Comments
Post a Comment