Saham Warren Buffett, Berkshire Hathaway, disebut catatkan kinerja saham buruk dalam satu dasawarsa terakhir. Saham milik investor Warren Buffett ini hanya naik 11% pada 2019.
Angka ini terbilang kemunduran alias kinerja terburuk bagi saham Berkshire Hathaway. Apalagi jika dibandingkan dengan indeks S&P 500 pada 2019 yang naik hingga 29%.
Sejak 2016, Warren Buffett juga belum catatkan akuisisi besar-besaran sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
Saham Warren Buffett Berkshire Hathaway membengkak ke rekor USD 128 M
Investor Warren Buffett undang pertanyaan analis di Wall Street terkait mengapa Buffet tidak gunakan dana itu untuk akuisisi dan strategi alokasi.
Dalam suratnya kepada para pemegang saham, Warren Buffett menulis bahwa perusahaan besar makin sulit untuk dibeli.
Akuisisi besar terakhir yang dilakukannya adalah pada Januari 2016 ketika membeli Precision Castparts senilai USD 32 M.
Karena itu, pada tahun-tahun mendatang, ia nyatakan akan pindahkan sebagian besar kelebihan likuiditas dalam bisnis Berkshire secara permanen.
Prospek saham Warren Buffet pada bisnis-bisnis pilihannya
Lantaran harga perusahaan yang sangat tinggi untuk usaha dengan prospek jangka panjang yang layak tersebut, Warren Buffett tampaknya lakukan strategi menunggu untuk lakukan akuisisi lanjutan.
Pada 2019, ia masih berusaha membeli Tech Data, distributor teknologi, tetapi menolak terlibat dalam persaingan penawaran ketika Apollo Management buat tawaran yang lebih kompetitif.
Tradisi yang dianut investor Warren Buffett untuk hindari perang penawaran umumnya yang membuat ia tidak menawar lagi perusahaan perhiasan mewah Tiffany & Co.
Perusahaan ini mengonfirmasi kepada The Financial Times, telah lakukan penawaran akuisisi saham dengan konglomerat LVMH. Buffett menolak bersaing sehingga LVMH berhasil capai kesepakatan dengan Tiffany & Co dengan angka USD 16,2 M pada November 2019.
Selain tidak menjalani akuisisi, banyak investor frustrasi melihat Warren Buffett belum menghabiskan jumlah yang diizinkan untuk pembelian kembali saham. Pada kuartal ketiga, ia kembali membeli saham Berkshire Hathaway senilai USD 700 juta.
Semula, Warren Buffett diduga membeli kembali saham hingga USD 900 juta. Namun, berhubung diskon untuk nilai intrinsik Saham BRK yang diperdagangkan dan saldo kas berlebih cukup substansial, para investor terkejut mengapa Buffett belum ambil langkah agresif.
Para investor masih tidak dapat memprediksi langkah yang akan diambil Warren Buffett pada kuartal pertama 2020 ini. Kecuali Berkshire Hathaway telah merilis pendapatan kuartal keempat 2019 dan surat pemegang saham tahunan pada Februari 2020 nanti.
Melihat kembali laporan Berkshire Hathaway pada Q3 2019
Pada November 2019, Berkshire Hathaway laporkan penerimaan mereka dalam laporan keuangan kuartal III 2019.
Perusahaan yang dijalankan investor Warren Buffet ini alami keuntungan USD 128 M dengan pembelian saham kembali oleh Buffett sebesar USD 700 juta.
Bagaimanapun, rilis tersebut masih tunjukkan bahwa pendapatan operasional Berkshire Hathaway naik lebih dari yang diprediksikan Wall Street, dari USD 6,88 M pada 2018 menjadi USD 7,86 M pada 2019.
Dengan demikian, saham Warren Buffett pada kelas A dengan nilai USD 4.816 per saham naik dari USD 4.189 per saham. Ini lebih tinggi daripada yang diantisipasi para analis, yaitu USD 4.405 per saham.
Pihak Berkshire Hathaway nyatakan bahwa perubahan dalam akuntansi yang mengharuskan perusahaan untuk melaporkan keuntungan yang belum direalisasi berkontribusi pada peningkatan laba bersih tahun lalu.
Terlepas dari pernyataan bahwa saham Warren Buffett ini catatkan kinerja buruk dengan kenaikan hanya 11% pada 2019, perlu dicatat bahwa keuangan perusahaan ini tumbuh dari sekitar USD 23 M pada 2009 menjadi USD 128 M pada 2019. Para pemegang saham layak menunggu laporan kuartal IV 2019 pada Februari 2020 nanti.
Sumber: Kontan, Okezone
Comments
Post a Comment