Duh! IHSG Menguat 0,64%, January Rally Masih Beri Pengaruh Pada Pergerakan Pasar

Duh! IHSG Menguat 0,64%, January Rally Masih Beri Pengaruh Pada Pergerakan Pasar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tunjukkan penguatan hingga 0,64% pada Jumat (3/1). Para pelaku pasar mafhum, kecenderungan harga saham naik pada pekan terakhir Desember dan awal Januari ini disebabkan oleh january effect alias january rally.

Fenomena ini umumnya tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga pada bursa saham global. Bursa saham AS juga cenderung menguat pada Januari. Kecuali perseteruan AS dengan beberapa negara picu sebaliknya pada 2020 ini.

Pada 2017 hingga 2019, indeks saham terpenting AS yakni S&P 500 tunjukkan pembukuan imbal hasil positif pada Januari. Januari 2017, penguatan saham hingga 1,79% sementara pada 2008 sebesar 5,62% Month over Month (MoM).

Alasan terjadinya January rally ini ialah penggunaan bonus akhir tahun oleh para pelaku pasar yang berinvestasi di pasar saham. Selain itu, faktor psikologis juga jadi pemicu kenaikan indeks harga saham gabungan.

Para investor cenderung percaya bahwa Januari adalah bulan terbaik untuk memulai program investasi. Ada pula pihak tertentu yang mewujudkan resolusi tahun barunya untuk berinvestasi segera setelah tahun berganti.

Ini mendorong pembelian di pasar saham dan meningkatkan harga karena terjadi pertambahan permintaan.

Dalam 5 tahun terakhir, indeks harga saham gabungan menguat pada Januari

Dalam lima tahun terakhir, indeks harga saham gabungan pada Januari cenderung tunjukkan imbal hasil positif kecuali pada 2017 yang hanya berikan imbal hasil 0,05% dan tergolong negatif.

Pada awal 2020 ini, IHSG telah menguat ke level 6.323,47 pada pasar saham Jumat (3/1). Secara year to date (ytd), indeks harga saham gabungan tercatat naik 0,38%.

Sentimen pasar cukup baik pekan ini ketika secara global Bank Sentral China menggelontorkan dana cadangan sebesar 800 M yuan untuk stimulus perekonomian negeri tirai bambu ini.

Sementara itu, data inflasi yang dirilis BI, sebesar 2,72% year on year (yoy) yang dinilai masih baik, tunjukkan Indonesia juga sedang alami penguatan ekonomi. Sentimen positif domestik ini merilis bahwa rupiah berada di bawah Rp13.900 per 1 USD.

Bagaimanapun, indeks harga saham gabungan masih akan diduga menguat pada pekan kedua Januari dari level 6.350 hingga 6.400.

“Berkaca dari kemungkinan sentimen positif dan harga komoditi pekan ini yang cukup menarik, pekan depan posisi IHSG akan bergerak naik,” kutip Kontan atas pernyataan Marolop Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia.

Ketahui PER dan PBV saham-saham top losers karena pengaruh January rally

Meski secara keseluruhan indeks harga saham gabungan menguat, ada pula beberapa saham yang justru turun drastis.

Tidak sejalan dengan kenaikan IHSG, saham PCAR misalnya pada pekan lalu justru masuk dalam daftar saham top losers karena nilainya jatuh hingga 29,09% jadi Rp780 per saham.

Kinerja negatif ini tampak baik dari price earning ratio (PER) yang catatkan minus 130 kali hingga price to book value (PBV) yang capai 10,99 kali.

Untuk mengetahui beberapa saham yang kenaikannya tidak sejalan dengan penguatan indeks harga saham gabungan, berikut ini valuasi 10 saham yang justru jadi top losers saat IHSG menguat (6/1):

Sumber: Kontan, Kontan, CNBC Indonesia

Comments